Selasa, 18 Desember 2012

Benarkah Rezim Soeharto Lebih Enak?

Spanduk yang menampilkan foto Soeharto

INDONESIA dalam rezim Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah rezim korup. Era reformasi Indonesia terjadi karena tekanan dari pemerintahan yang otoriter dan kondisi ekonomi yang krisis.

Apabila kita melakukan kilas balik, era reformasi diawali oleh Habibie yang menggantikan Soeharto sebagai presiden. Pada masanya yang merupakan era transisi, Habibie melakukan perbaikan-perbaikan dalam ekonomi makro dan hukum. Habibie mampu menekan inflasi dan kurs valuta juga mendesak untuk mengeluarkan Undang-Undang untuk mengisi kekosongan hukum. Namun masa kepemimpinannya hanya berumur 1 tahun 9 bulan. Setelah itu kursi presiden beralih kepada Gusdur.

Selasa, 11 Desember 2012

Panwaslu Himbau Masyarakat Laporkan Bila Ada Pelanggaran PILKADA

Yayah Nahdiah Ketua Panwaslu Kota Bekasi

BEKASI – Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) Kota Bekasi mengajak masyarakat ikut aktif mengawasi proses PILKADA.  Himbauan ini dilontarkan oleh Yayah Nahdiah , Ketua Panwaslu Kota Bekasi pada Senin (10/12) di kantor Panwaslu, area Pasar Segar, Bekasi. Yayah menjelaskan ada dua jenis pengawasan yang dilakukan Panwaslu. Pertama, pengawasan aktif yakni pengawasan yang dilakukan langsung oleh petugas Panwaslu. Kedua, pengawasan pasif yakni pengawasan dari masyarakat yang melapor pelanggaran proses PILKADA kepada Panwaslu.

HMI MPO Mengkritik Hak Pemilih yang Tidak Merata



BEKASI - Proses Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang berlangsung pada 16 Desember 2012 menuai banyak kritik. Salah satunya Ivan Faisal, ketua Himpunan Mahasiswa Islam, Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Bekasi. Ditemui di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bekasi pada Jumat (7/12), Ivan menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pria kelahiran 5 April ini memaparkan bahwa kinerja KPU kurang bagus. Salah satunya dia mengkritik perihal pembagian undangan pemilih oleh KPU. Pembagian undangan yang sampai kepada masyarakat pada H-3 PILKADA ini dirasa terlalu lambat. Karena bila nanti ada warga yang tidak mendapatkan undangan akan sangat terbatas waktu untuk mengurusnya.

HMI DIPO Dampingi Kinerja KPU


Ketua HMI DIPO Mardani Ahmad
BEKASI – Himpunan Mahasiswa Islam Bekasi atau yang sering disebut HMI DIPO turut bicara mengenai proses Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA). Salah satu organisasi kepemudaan ini menghimbau masyarakat untuk turut berperan aktif dalam proses PILKADA. Masyarakat harus memiliki kesadaran politik untuk menyikapi pesta demokrasi yang berlangsung di Bekasi ini.

Hal tersebut dikatakan oleh Mardani Ahmad, Ketua HMI DIPO Bekasi, pada Senin (10/12). Ketika ditemui di Universitas Islam “45” (UNISMA) Bekasi, Mardani berpendapat kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih sesuai dengan aturan yang berlaku. “Kalaupun ada pelanggaran, ada lembaga yang akan memantau hal tersebut yaitu PANWASLU (Panitia Pengawas Pemilu)” ujarnya.

Analisis Artikel Eksplanatif - Dibalik Mundurnya Andi Mallarangeng



Mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng.

Artikel ilmiah merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam bentuk jurnal ilmiah. Artikel ilmiah ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman tertentu. Salah satu jenis artikel ilmiah adalah artikel eksplanatif. Artikel eksplanatif merupakan artikel yang bertujuan untuk memaparkan kejadian dibalik suatu masalah menurut sudut pandang tertentu. Terutama sudut pandang penulis sehingga pembaca memahami kejadian dibalik sebuah masalah.

Selasa, 30 Oktober 2012

Berkah Lain Idul Adha

Hari Jumat (26/10) pukul 06.30 masyarakat berbondong-bondong menuju masjid terdekat. Mereka ingin melaksanakan sholat Idul Adha. Ibadah yang hanya bisa dilakukan setahun sekali. Masjid dan mushola pun ramai oleh jama'ah.
Tak terkecuali Mushola Al-Istiqommah. Sebuah mushola yang terletak di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara. Masjid ini ramai didatangi oleh jama'ah. Begitu ramainya, ruangan mushola sampai tidak muat sehingga jama'ah harus membuat shaf di jalanan. Jama'ah yang membuat shaf di jalanan menggunakan kertas koran sebagai alasnya. Setelah selesai sholat, koran-koran bekas itu tidak dirapihkan lagi. Pada akhirnya koran-koran bekas itu menjadi sampah yang mengotori jalanan. "Nanti juga ada yang merapihkan" ujar salah satu jama'ah di masjid tersebut.
Namun ternyata koran-koran bekas yang ditinggalkan jama'ah tersebut merupakan rejeki bagi orang lain. Usai pelaksanaan sholat Ied, koran-koran yang bertebaran di jalanan tersebut dipungut oleh pemulung. Marni (28) adalah salah satu pemulung yang memungut koran bekas di masjid tersebut. Dia berkata bahwa koran-koran tersebut akan dia jual. "Satu kilonya bisa dapat Rp.700" ujar wanita yang seluruh keluarganya berprofesi sebagai pemulung ini.
Salah satu pengurus mushola yang tidak ingin disebutkan namanya membiarkan hal ini. "Biarlah menjadi lahan rejeki bagi orang lain. Jadi berkahnya bukan hanya di daging qurban saja toh. Tapi juga koran-koran yang dipulung itu" ujarnya.

Minggu, 28 Oktober 2012

Sky is Your Limit, Motivasional Show a La Star Wars


Pertempuran Antara Pasukan Raja Posi dan Laskar Satan

Telah terjadi pertempuran besar antara Raja Posi dan Laskar Satan. Antara Sisi Positif melawan Sisi Negatif. Raja Posi dengan pasukannya mengerahkan segala upaya agar dapat menang dari musuhnya itu. Suara hunusan pedang, teriakan dan dentuman gendang menggema. Darth Vader yang memimpin pasukan Laskar Satan bertarung dengan berani. Begitupun Raja Posi, dia adalah Raja yang kuat. Namun, apadaya ternyata pertempuran itu justru dimenangkan oleh Laskar Satan. Pasukan Raja Posi kurang kompak dan tercerai-berai. Hal itu lah penyebab kekalahan Raja Posi dan pasukannya.

Pertempuran itu terjadi pada Minggu (28/10) di Gedung Pertemuan GOR Bulungan, Bulungan, Jakarta. Tepatnya dalam acara motivasional show Sky is Your Limit. Acara ini diisi oleh trainer-trainer muda diantaranya Ewink Say (Traner dari NEO NLP), Shiwy Maulina (Trainer dan pengusaha), dan Ramaditya Adikara (Trainer tuna netra). Selain itu acara ini juga disutradarai oleh sutradara muda Dimas Jaya dan Dicky Rinaldo.

Senin, 15 Oktober 2012

Akademi Merdeka IX


Segala sesuatu tentu memiliki sisi positif dan negatif. Salah apabila kita meilhat permasalahan dari satu sisi saja. Begitupula dalam hal idealisme. Selama ini saya kenal ideologi sosialis yang dekat dengan komunisme. Dimana "sama rata sama rasa" menjadi slogannya. Kemudian ada pula ideologi Marxis yang menyuarakan hak kaum marjinal dan membenci kapitalisme. Tak tertinggal juga ideologi Liberalisme, sebuah ideologi yang mengusung kebebasan individu. Masih banyak ideologi yang ada di dunia ini. Namun, dari ketiga ideologi tersebut kira-kira saya paling salah sangka terhadap Liberalisme. Bagaimana tidak? Salah satu komunitas islam mengusung ideologi yang satu ini sebagai dasar pemikirannya. Aneh bagiku karena menurutku Islam itu tidak liberal. Walaupun tentu menghargai kebebasan.

Adalah Akademi Merdeka sebuah projek yang diusahakan oleh IDEAS Malaysia dan Freedom Institute Jakarta yang bertujuan untuk mempromosikan fahaman libertarianisme seperti pasaran bebas, keamanan dan kebebasan dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Projek ini dibiayai oleh Atlas Global Initiative for Free Trade, Peace and Prosperity. Selain bertindak sebagai platform untuk penyebaran fahaman libertarianisme di Nusantara terutama di negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei, Akademi Merdeka juga dapat menjadi menjadi platform bagi pendukung libertarian untuk memikirkan bersama masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi di rantau ini dan mencadangkan penyelesaiannya.

Beberapa minggu yang lalu tepatnya tanggal 1 - 3 Oktober 2012, Freedom Institute kembali menggelar "sekolah liberal" Akademi Merdeka yang kesembilan. Sebanyak 20 peserta telah terpilih dari seluruh universitas di Indonesia. Diantaranya Universitas Indonesia, Institute Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Nasional, Universitas Islam "45" Bekasi, Universitas Paramadina, Universitas Negeri Jakarta, Sampoerna School Foundation dan Universitas Islam Negeri Jakarta. Mereka mengikuti kegiatan ini di Hotel Enhaii Bandung. Akademi Merdeka IX ini mengusung tema "Kebijakan Sosial dan Kebebasan Individu". Menggunakan tema tersebut, peserta diarahkan untuk melakukan diskusi dan debat terbuka. Tentunya debat dan diskusi dengan cara seorang liberal.

Bagaimana Diskusi dan Debat Seorang Liberal?
Akademi Merdeka secara tidak langsung mengajarkan peserta bagaimana berdiskusi dengan cara-cara liberal. Kira-kira ada delapan prinsip penting mengenai hal tersebut, diantaranya :
  1. Jadilah penyimak aktif. Terus menyimak apa yang diutarakan pembicara lain. Bukan hanya mencari-cari kesempatan "mengirimkan serangan" terhadap argumen yang mereka utarakan.
  2. Perlakukan kolega kita dengan terhormat. Artinya kita memperlakukan mereka sebagai sesama kaum liberal. Menghormati argumen mereka dalam perspektif yang mereka anut.
  3. Jangan melibatkan diri ke dalam polemik, tetapi masuk ke dalam wacana rasional yang lebih mengutamakan kemampuan nalar kita.
  4. Selalu berlaku skeptis terhadap orang-orang yang mengaku tahu apa itu kebenaran.
  5. Selalu menegagkkan prinsip kebebasan berekspresi.
  6. Selalu toleransi terhadap pendapat lawan.
  7. Menjadi liberal juga berarti bersikap politis.
  8. Bagi kaum liberal, mengedepankan sikap praktis dan kompromistis adalah sangat penting.
Kegagalan dalam menerapkan standar ini akan berakibat pada pelemahan sendi-sendi penting liberalisme.

Kebijakan Sosial dan Subsidi BBM
Millenium Development Goals (MDG's) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. 

Akademi Merdeka mengangkat topik seputar kebijakan sosial versi MDG's. Topik yang diarahkan tentu bagaimana seorang liberal melihat kebijakan sosial seperti itu.
Sebagai awal kita harus bertanya mengapa sebuah negara berkembang perlu MDG's? Seperti yang kita tahu MDG's semacam indikator keberhasilan sebuah negara. Berdasarkan diskusi diketahui MDG's ada karena mekanisme pasar yang gagal sehingga perlu adanya interfensi dari negara lain. Supaya negara berkembang  dapat bekerja sama dengan negara maju.

Sebagai upaya pemerintah dalam mencapai MDG's ini adalah dengan menarik subsidi BBM. Subsidi BBM melalui sudut pandang seorang liberal adalah merendahkan nilai barang yang mahal. Maksudnya, BBM itu memang berharga mahal dengan adanya subsidi nilai barang BBM menjadi rendah. Rainer Erkens perwakilan dari Friedrich Naumann Foundation for Freedom yang berkebangsaan Jerman berkata, "If i have a car, so why must you who should pay my petrol?". Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan paham liberal memang mengedepankan hak kepemilikan. Selain itu pemberian BBM memang seringkali tidak tepat sasaran. Selain karena kurangnya kesadaran, kategori yang pantas menggunakan BBM sendiri masih abstrak dan belum ada yang menentukan.

Kebebasan Individu dan Hak Kepemilikan
Setelah berdiskusi mengenai kebijakan MDG's, para peserta juga mempelajari prinsip-prinsip kebebasan disana. Salah satu poin penting dalam pemikiran liberalisme adalah mengenai hak milik. Apa yang dimiliki manusia saat ini adalah hasil usaha yang dia keluarkan. Oleh karena itu apa yang manusia miliki merupakan kebebasan pemilik sepenuhnya. Liberalisme merupakan pemikiran yang mengakui segala bentuk fitrah manusia. Termasuk fitrah keserakahan dan tidak puasnya. Namun, mengakui bukan berarti mentolerir atau menyetujui. Liberalisme mengakui keserakahan oleh karena itu mengakui pula adanya hak kepemilikan. Sebagai bentuk kebebasan manusia untuk memiliki apa yang mereka mau. Asalkan tidak mengambil hak orang lain. "Kita adalah pengikut nabi, namun kita bukan nabi", kata Rofi salah seorang fasilitator disana.

Setiap manusia memiliki kebebasan individu, namun kebebasan itu bertabrakan dengan kebebasan orang lain. Liberalisme yang diajarkan disana menekankan kepada kebebasan yang bertanggung jawab. Batasan liberalisme adalah kebebasan orang lain.

Selama debat dan diskusi terdapat banyak perbedaan pendapat diantara peserta. Peserta yang merupakan mahasiswa juga membandingkan liberalisme dengan ideologi lain seperti sosialis. Hal ini menjadi perdebatan menarik. Kenapa? Karena pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa perpaduan ideologi itu perlu. 

Akademi Merdeka ini sudah diadakan sebanyak 9 kali. Peserta Akademi Merdeka Bandung merupakan angkatan yang kesembilan. Pada akhir kegiatan terpilihlah ketua angkatan dari Universitas Islam Negeri Jakarta.

Sebagai tambahan, pendapat pribadi saya mengenai kegiatan Akademi Merdeka sangat positif. Mengikuti kegiatan ini tidak berarti harus sepaham dengan ideologinya. Setidaknya kegiatan ini membuat saya tidak salah sangka lagi dengan liberalisme. Melalui kegiatan ini saya dapat menambah teman baru dan mengetahui bahwa liberalisme itu menyenangkan. Pada akhirnya untuk dapat menilai objektif, kita harus melihat segala sesuatu dengan lebih dekat, bukan?
---------------------------------------------------------------------------


Selasa, 09 Oktober 2012

Menentukan Opini dan Fakta dalam Berita

Pada tulisan kali ini saya akan mencoba memisahkan antara sebuah fakta dan opini dalam berita. Idealnya tidak boleh ada opini dalam sebuah berita. Hanya terdapat fakta dalam berita. Namun wartawan biasa menyelipkan opini melalui pandangan-pandangan narasumber. Terkadang kecendrungan berita juga dapat kita lihat dari opini tersirat dalam berita tersebut.

Berikut ini adalah analisis sederhana mengenai kalimat fakta dan opini dalam berita. Analisis ini hanya berdasarkan berita tanpa memperhatikan aspek kepemilikan media.

---------------------------------------------------------------------

Berita Politik 
Harian Jurnal Nasional, 9 Oktober 2012

Kalimat Fakta

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara dalam menyikapi perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)"

Kalimat diatas merupakan lead dari harian Jurnas tanggal 9 Oktober 2012. Kalimat tersebut saya kategorikan sebagai fakta. Karena kalimat tersebut merupakan rangkuman apa yang ditulis di isi berita secara keseluruhan. Faktanya pula, Presiden memang berpidato pada malamnya (8/10) di Istana Negara. Presiden berpidato dalam rangka menyikapi perseteruan yang tengah berlangsung antara KPK dan Polri.

Kalimat Opini

"Sikap Presiden Jelas dan Tegas"

Kalimat diatas merupakan headline berita hari itu. Menurut saya dari judulnya saja sudah tersirat sebuah bentuk opini dari wartawan. Pasalnya jelas dan tegas ini merupakan hasil kesimpulan si wartawan setelah mendengarkan pidato Presiden. Hal ini didukung pula oleh berita didalamnya. Wartawan mengutip pernyataan dari Irman Putrasiddin selaku Pengamat Hukum Tata negara. Dalam berita tersebut Irman mengungkapkan rasa setujunya terhadap perkataan Presiden. Irman mengatakan langkah Presiden untuk tidak mengintervensi dua institusi tersebut sudah tepat. Hal tersebut kendati dikemas dalam kutipan fakta namun terkandung opini didalamnya.

Berita Ekonomi
Harian Jurnal Nasional, 9 Oktober 2012


Kalimat Fakta

"BUMN tebu minta impor gula mentah"

Kalimat diatas merupakan judul yang cukup menjelaskan fakta yang tercantum dalam berita. Pada kenyataannya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) meminta agar diberi otoritas untuk mengimpor gula mentah secara berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan pihak RNI di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) PTPN, RNI, dan Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (8/10). Oleh karena itu jelaslah kalimat tersebut termasuk dalam kalimat fakta.

Kalimat Opini

"Kendati demikian, keterbatasan lahan serta beberapa faktor lainnya, menjadikan banyak pihak pesimistis untuk mencapai target swasembada tersebut."

Sangatlah jelas kalimat tersebut merupakan kalimat opini. Sebelum kalimat tersebut, wartawan memberikan fakta bahwa Indonesia memiliki target swasembada gula sebanyak 5,7 ton. Namun untuk memenuhi target tersebut diperlukan alokasi lahan tambahan sebanyak 350 hektar. Kalimat opini yang saya tulis diatas merupakan opini wartawan yang merasa pesimis akan target swasembada gula. Hal ini disebabkan karena pemerintah sendiri tidak memperhatikan ketersediaan lahan di lapangan.

Berita Pendidikan
Harian Jurnal Nasional, 9 Oktober 2012

Kalimat Fakta
"Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional ini diikuti oleh sebanyak 2131 peserta seleksi tingkat provinsi yang dilaksanakan olek Dirjen Pendidikan Dasar, Kemendikbud. Peserta terdiri dari 99 siswa sekolah dasar dan 132 siswa SMP dan 33 provinsi."

Kalimat diatas merupakan kalimat fakta. Karena didalamnya terkandung beberapa aspek 5W+1H diantaranya pertanyaan seperti Apa dan Siapa.

Kalimat Opini
"Menurut dia, anak-anak masa kini tidak lagi mengenal lagu anak-anak. Malah, anak-anak justru lebih fasih menyanyikan lagu orang dewasa."

Kalimat tersebut merupakan kalimat opini yang menyatakan keprihatinan wartawan akan lagu anak-anak yang tersedia saat ini. Walaupun ditulis sebagai opini dari Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, Mari Elka Pangestu.

Berita Kesehatan
Harian Jurnal Nasional Online, 28 September 2012


Kalimat Fakta
"Berdasarkan laporan WHO tahun 2010, terdapat 17 jenis NTD yang menyebabkan penderitaan dan kecacatan pada masyarakat miskin, diantaranya Limfatik Filariasis, Kusta, Yaws, Demam Berdarah Dengue (DBD), Rabies, Leptospirosis, Chikungunya, Japanese Encephalitis, Schistosomiasis, Soil Transmitted Helminthiasi, Malaria dan lainnya."

 Kalimat diatas berisikan data-data dari instansi kesehatan sebesar WHO. Oleh karena itu sudah pasti kalimat ini adalah kalimat fakta.


Kalimat Opini
"Bahkan, menurut Nafsiah, NTD dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, kerugian ekonomi dan menimbulkan dampak negatif terhadap pengembangan SDM kesehatan"

Pada kalimat telah jelas disebutkan menurut Nafisah. Adanya kata "menurut" menandakan bahwa kalimat diatas merupakan kalimat opini. Walaupun bukan kalimat opini dari wartawan langsung .

-------------------------------------------

Itulah analisis singkat dalam menentukan opini dan fakta yang terkandung dalam berita. Oleh karena itu kita sebagai pembaca harus jeli untuk membedakan sebuah fakta dalam berita ataupun opini yang diselipkan pembaca.

Sabtu, 29 September 2012

Rabu 9 SKS

Menurut beberapa orang, hari dimulai sejak saat kita membuka mata pagi ini. Begitu pula menurut saya. Seperti hari Rabu 26 September 2012 pukul 05.00. Saya bangun dengan perasaan agak malas. Ya, sebenarnya kalau boleh memilih saya ingin skip saja hari itu. Bagaimana tidak? Hari itu saya akan kuliah 9 sks dari pukul 07.30 sampai 15.30 tanpa jeda. Membayangkannya saja sudah melelahkan bukan?

Namun saya harus segera beranjak dari tempat tidur. Adzan sudah berkumandang sekitar setengah jam yang lalu. Saya harus segera sholat subuh. Pondok Ungu Permai beratapkan langit biru yang sangat jernih. Walaupun tak akan bisa sejernih doaku di pagi itu.

Setelah itu saya langsung membantu menyiapkan ketiga keponakan saya pergi ke sekolah. Kemudian menyiapkan diri saya sendiri untuk berangkat ke kampus. Sekitar pukul 06.15, saya pun siap untuk berangkat ke kampus UNISMA.

Ada tiga mata kuliah yang harus saya ikuti pagi itu. Ketiganya adalah mata kuliah jurnalistik yang saya ambil dengan kelima teman saya. Ya, kami memang hanya berlima dari angkatan 2010 yang mengambil konsentrasi jurnalistik. Lainnya? Sebanyak delapan orang teman seangkatanku lebih memilih konsentrasi humas.

Mata kuliah pertama adalah Penulisan Berita dan Opini pukul 07.30. Selain kelima temanku ada dua seniorku yang juga mengikuti kuliah ini. Dosen untuk mata kuliah ini adalah Bapak Iwan Samariansyah. Salah satu dosen favoritku dikampus. Pada pertemuan pertama kami di semester itu, beliau menanyakan alasan kami memilih jurnalistik. Jika ditanyakan alasan, sebenarnya alasanku simpel. Aku lebih suka menulis ketimbang berbicara seperti anak humas. Bagiku menulis adalah menjawab kegelisahan, sebelum baik untuk orang lain dia harus baik untuk diri sendiri dulu. Menjawab kegelisahan yang aku maksud tidak harus selalu curhat. Terkadang juga menuangkan ide sebelum keburu lupa didalam kepala. Ada banyak cara mengabadikan peristiwa. Aku suka mengabadikannya lewat foto dan menulis. Tapi kalau ditanya tentang cita-cita ku kelak. Sejujurnya aku ingin jadi pengusaha. Hihi..

Kembali ke mata kuliah Pak Iwan. Pagi hari itu beliau memotivasi kami tentang manfaat menulis. Sambil menjelaskan slide-nya, beliau juga menceritakan pengalaman-pengalaman yang beliau miliki. Ini adalah salah satu alasan saya selalu suka mata kuliah beliau. Rasanya selalu menyenangkan mendengar cerita beliau. Pengalamannya menjadi wartawan membuat saya sejujurnya kagum dengan profesi itu. Akhirnya tanpa terasa 3 sks telah selesai saya lalui. Ya, pelajaran yang cukup menyenangkan untuk mengawali hari itu saya pikir.

Kemudian tanpa harus berpindah ruangan mata kuliah selanjutnya pun dimulai. Pada pukul 10.00 dimulailah kuliah Bahasa Jurnalistik. Kali ini oleh Bapak Zulkarnaen atau yang akrab disapa Pak Zul. Ini adalah pertemuan kedua saya dengan mata kuliah Pak Zul. Setelah pada hari sebelumnya saya juga mengikuti kuliah beliau di mata kuliah Jurnalisme Online.

Pak Zul ini orangnya tidak jauh berbeda dengan Pak Iwan. Ya, sama-sama memiliki background sebagai wartawan. Ah, saya memang lebih suka diajar oleh dosen praktisi. Mereka seakan lebih tahu 'medan perang'. Selama perkuliahan Pak Zul sering kali bercerita mengenai pengalamannya. Salah satu ceritanya yang berkesan untuk saya adalah saat ia diberitakan oleh harian Radar Bekasi. Pak Zul pernah diberitakan hal buruk oleh harian tersebut terkait posisinya di pemerintahan Bekasi. Lucunya beliau dulu adalah orang yang sering membuka aib orang lain di media massa. Ya, tentu karena profesinya adalah wartawan. Sekarang dia baru tahu kalau ditulis yang buruk di koran itu sakit juga. Salah satu ucapan beliau yang saya ingat adalah ''Kalo ngekritik itu ga perlu teriak-teriak, ga perlu demo, pake tulisan itu lebih sakit''. Ya, rasanya pena wartawan itu lebih tajam. Kuliah Pak Zul pun berakhir pukul 12.30. Masih ada waktu setengah jam sebelum kami lanjut ke perkuliahan terakhir yaitu Foto Jurnalistik.

Setelah makan siang dan sholat dzuhur saya pun siap untuk kuliah selanjutnya. Dosen untuk mata kuliah Foto Jurnalistik ini adalah Pak Hamludin. Beliau juga merupakan dosen praktisi yang saat ini berprofesi sebagai wartawan Tempo. Dalam mata kuliah ini kami belajar kamera. Tentang apa itu shooter, mengatur diafragma, menentukan fokus, dll. Saya suka belajar foto walaupun belum mahir didalamnya. Melihat sebuah foto bagaikan melihat rangkaian hidup, melihat sejarah, melihat kenangan. Foto dan tulisan adalah bentuk mesin waktu yang bisa membawa kita ke masa lalu. Ya, walau hanya dengan mengenangnya saja.

Sama halnya dengan Pak Iwan dan Pak Zul, Pak Ham adalah salah satu dosen praktisi. Beliau juga banyak bercerita seputar pengalamannya. Saya berharap bisa mengambil keahlian Pak Ham dalam melukis cahaya di semester ini. Tanpa terasa 3 sks mata kuliah terakhir pun selesai.

Ah, rasanya melelahkan sekali perkuliahan waktu itu. Namun saya tidak bosan. Ya, dosen-dosen di hari Rabu adalah favorit saya semua. Sehingga walaupun lelah, saya senang.

Sisi positifnya, keseharianku yang sibuk hari itu membuatku tidur nyenyak. Begitulah keseharianku pada Rabu 26 September yang lalu. Walaupun melelahkan tetapi saya siap menghadapi Rabu 9 SKS yang akan datang.

Minggu, 02 September 2012

About Me

Seorang adik, kekasih, sahabat, dan calon ibu. Pada saat ini dituliskan aku masih berusia 21 tahun. Tersesat di dunia jurnalistik. Kemungkinan status saat ini bertambah menjadi calon jurnalis dan calon penulis. Hobi design grafis dan hobi kasih design gratisan karena belum profesional. Seorang guru yang anehnya kurang suka mengajar. Tapi suka sekali sama anak-anak.
Motto hidup? Simple. What doesn't kill you makes you stronger!


Aku persembahkan masa depanku yang akan Terbit Laksana Bintang bagi Ayah dan Ibuku yang matanya aku tahu sedang berpendar menatapku dari kejauhan. Dari surga.


Regard's



Jessi Carina

Selasa, 28 Agustus 2012

Review Buku : Mata Hati



Dahsyatnya kekuatan cinta memang mampu mengalahkan berbagai keterbatasan yang dimiliki seseorang. Demikianlah yang dialami oleh Rama dan Rara dalam sebuah novel “Mata Hati”. Novel yang diangkat dari kisah nyata penulisnya sendiri, temanku sendiri, Eko Ramaditya Adikara. Sebuah kisah cinta remaja SMA yang lain dari biasanya.
Dikisahkan Rama, seorang tunanetra yang ingin menjalani kehidupan normal seperti remaja lainnya. Rama berhasil masuk ke SMA negeri disaat seharusnya dia berada di Sekolah Luar Biasa. Semangat yang dimilikinya membuat Rama mampu menyesuaikan diri bahkan memiliki begitu banyak teman. Kesulitan dan kebahagiaan yang dia alami selama di SMA mengantar dia menemukan cinta. Menemukan Rara.
Adapun Rara, seorang remaja unik yang bersekolah ditempat yang sama dengan Rama. Rara adalah gadis yang pendiam namun baik hati. Dikisahkan dia adalah remaja yang sangat cerdas namun tidak sombong dan selalu gatal ingin membantu orang disekitarnya. Ya, Rara memang bercita-cita menjadi seorang pahlawan. Hobinya adalah membuat robot dan membetulkan alat elektronik. Ah satu lagi hobi Rara yang ternyata sama dengan hobi Rama, yaitu main game Ding Dong dan Nintendo. Namun dibalik semua keunikan tersebut, Rara mengidap penyakit jahat dalam tubuhnya. Ya, penyakit yang pada akhirnya menjadi ujian utama dalam kisah cinta Rama dan Rara.
Novel ini sebenarnya tergolong unik. Terdapat dua kisah yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda. Kisah pertama berjudul “Mata Kedua”, yang mengambil sudut pandang Ramaditya Adikara sendiri dan ditulis langsung olehnya. Sedangkan kisah kedua berjudul “Hati Kedua” yang mengambil sudut pandang Rara dan ditulis dengan sama indahnya oleh mba Achie TM.
Mereka berdua mempersembahkan novel ini untuk semangat, cahaya, kehidupan, dan Rara. Hal yang hanya bisa kalian mengerti dengan membaca novelnya saja. Membaca novel ini seperti membaca tutorial cara mencintai seseorang dan tutorial belajar ikhlas. Kedua hal yang bisa kita pelajari dengan menghayati kisah didalamnya. Tiba-tiba terbayang kenapa buku ini tidak diberi judul dengan menyelipkan kata tutorial saja? Karena isinya memang benar-benar mengajarkan banyak. Berlebihan? Saya rasa tidak. Hal yang paling berkesan untuk saya dalam novel ini adalah melihat perjuangan Rara melawan penyakitnya. Melihat bagaimana dia mencoba ikhlas dengan kenyataan. Saya pernah mengidap penyakit yang hampir serupa dengan Rara. Tapi saya sudah sembuh. Insha Allah. Saya hanya  berfikir apabila saya membaca novel ini sekitar 3 bulan yang lalu, dulu saya tidak akan semerana itu dan akan bisa lebih ikhlas menjalani dan menerima hasilnya kelak. Haha bagaimana pun itu sudah lewat dari babak kehidupan saya. Aduh, maaf jadi curhat yah hihi..  Bagi saya novel ini memang memberikan spirit yang luar biasa kepada pembacanya.
Menurut pendapat pribadi saya sendiri, novel ini cukup lengkap. Kenapa lengkap? Ya, walaupun didominasi kisah cinta novel ini juga bisa merangkap menjadi novel petualangan bahkan novel science fiction. Saat saya berkata  bahwa ini adalah novel cinta, jangan anda bayangkan hanya percintaan sepasang manusia saja. Novel cinta yang saya maksud adalah juga cinta dalam keluarga dan persahabatan.  Bagaimana dengan kekurangannya? Saya tidak tahu apakah ini bisa dikatakan sebagai kekurangan. Sebagai novel yang diangkat dari true story rasanya kisah ini terlalu indah untuk terjadi di dunia nyata.  Mungkin ada sedikit penambahan  untuk membuat novel ini. Hal yang juga sering terjadi di novel-novel  berlabel true story seperti Tetralogi Laskar Pelangi contohnya.
Sudah ah sepertinya saya sudah memberikan terlalu banyak spoiler dalam review buku ini. Cara terbaik bagi kalian untuk menikmati buku ini adalah cukup dengan membacanya saja. Lalu siap-siap lah untuk hanyut kedalam kisah cinta yang begitu mempesona. Mengundang gelak tawa, memancing ketegangan, sekaligus menguras air mata. Novel ini komplit and it’s recommended!

*Sorry karena masalah teknis jadi ga bisa insert foto apa apa di postingan kali ini :)*

Rabu, 01 Agustus 2012

Ask Me Anything


                       

or contact here:

Twitter       :  http://twitter.com/sijecarina
Facebook  :  http://www.facebook.com/sijecarina
e-mail        : Jessca1992@gmail.com

You can also visit my another blog :

http://jessicarina.tumblr.com