Selasa, 30 Oktober 2012

Berkah Lain Idul Adha

Hari Jumat (26/10) pukul 06.30 masyarakat berbondong-bondong menuju masjid terdekat. Mereka ingin melaksanakan sholat Idul Adha. Ibadah yang hanya bisa dilakukan setahun sekali. Masjid dan mushola pun ramai oleh jama'ah.
Tak terkecuali Mushola Al-Istiqommah. Sebuah mushola yang terletak di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara. Masjid ini ramai didatangi oleh jama'ah. Begitu ramainya, ruangan mushola sampai tidak muat sehingga jama'ah harus membuat shaf di jalanan. Jama'ah yang membuat shaf di jalanan menggunakan kertas koran sebagai alasnya. Setelah selesai sholat, koran-koran bekas itu tidak dirapihkan lagi. Pada akhirnya koran-koran bekas itu menjadi sampah yang mengotori jalanan. "Nanti juga ada yang merapihkan" ujar salah satu jama'ah di masjid tersebut.
Namun ternyata koran-koran bekas yang ditinggalkan jama'ah tersebut merupakan rejeki bagi orang lain. Usai pelaksanaan sholat Ied, koran-koran yang bertebaran di jalanan tersebut dipungut oleh pemulung. Marni (28) adalah salah satu pemulung yang memungut koran bekas di masjid tersebut. Dia berkata bahwa koran-koran tersebut akan dia jual. "Satu kilonya bisa dapat Rp.700" ujar wanita yang seluruh keluarganya berprofesi sebagai pemulung ini.
Salah satu pengurus mushola yang tidak ingin disebutkan namanya membiarkan hal ini. "Biarlah menjadi lahan rejeki bagi orang lain. Jadi berkahnya bukan hanya di daging qurban saja toh. Tapi juga koran-koran yang dipulung itu" ujarnya.

Minggu, 28 Oktober 2012

Sky is Your Limit, Motivasional Show a La Star Wars


Pertempuran Antara Pasukan Raja Posi dan Laskar Satan

Telah terjadi pertempuran besar antara Raja Posi dan Laskar Satan. Antara Sisi Positif melawan Sisi Negatif. Raja Posi dengan pasukannya mengerahkan segala upaya agar dapat menang dari musuhnya itu. Suara hunusan pedang, teriakan dan dentuman gendang menggema. Darth Vader yang memimpin pasukan Laskar Satan bertarung dengan berani. Begitupun Raja Posi, dia adalah Raja yang kuat. Namun, apadaya ternyata pertempuran itu justru dimenangkan oleh Laskar Satan. Pasukan Raja Posi kurang kompak dan tercerai-berai. Hal itu lah penyebab kekalahan Raja Posi dan pasukannya.

Pertempuran itu terjadi pada Minggu (28/10) di Gedung Pertemuan GOR Bulungan, Bulungan, Jakarta. Tepatnya dalam acara motivasional show Sky is Your Limit. Acara ini diisi oleh trainer-trainer muda diantaranya Ewink Say (Traner dari NEO NLP), Shiwy Maulina (Trainer dan pengusaha), dan Ramaditya Adikara (Trainer tuna netra). Selain itu acara ini juga disutradarai oleh sutradara muda Dimas Jaya dan Dicky Rinaldo.

Senin, 15 Oktober 2012

Akademi Merdeka IX


Segala sesuatu tentu memiliki sisi positif dan negatif. Salah apabila kita meilhat permasalahan dari satu sisi saja. Begitupula dalam hal idealisme. Selama ini saya kenal ideologi sosialis yang dekat dengan komunisme. Dimana "sama rata sama rasa" menjadi slogannya. Kemudian ada pula ideologi Marxis yang menyuarakan hak kaum marjinal dan membenci kapitalisme. Tak tertinggal juga ideologi Liberalisme, sebuah ideologi yang mengusung kebebasan individu. Masih banyak ideologi yang ada di dunia ini. Namun, dari ketiga ideologi tersebut kira-kira saya paling salah sangka terhadap Liberalisme. Bagaimana tidak? Salah satu komunitas islam mengusung ideologi yang satu ini sebagai dasar pemikirannya. Aneh bagiku karena menurutku Islam itu tidak liberal. Walaupun tentu menghargai kebebasan.

Adalah Akademi Merdeka sebuah projek yang diusahakan oleh IDEAS Malaysia dan Freedom Institute Jakarta yang bertujuan untuk mempromosikan fahaman libertarianisme seperti pasaran bebas, keamanan dan kebebasan dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Projek ini dibiayai oleh Atlas Global Initiative for Free Trade, Peace and Prosperity. Selain bertindak sebagai platform untuk penyebaran fahaman libertarianisme di Nusantara terutama di negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei, Akademi Merdeka juga dapat menjadi menjadi platform bagi pendukung libertarian untuk memikirkan bersama masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi di rantau ini dan mencadangkan penyelesaiannya.

Beberapa minggu yang lalu tepatnya tanggal 1 - 3 Oktober 2012, Freedom Institute kembali menggelar "sekolah liberal" Akademi Merdeka yang kesembilan. Sebanyak 20 peserta telah terpilih dari seluruh universitas di Indonesia. Diantaranya Universitas Indonesia, Institute Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Nasional, Universitas Islam "45" Bekasi, Universitas Paramadina, Universitas Negeri Jakarta, Sampoerna School Foundation dan Universitas Islam Negeri Jakarta. Mereka mengikuti kegiatan ini di Hotel Enhaii Bandung. Akademi Merdeka IX ini mengusung tema "Kebijakan Sosial dan Kebebasan Individu". Menggunakan tema tersebut, peserta diarahkan untuk melakukan diskusi dan debat terbuka. Tentunya debat dan diskusi dengan cara seorang liberal.

Bagaimana Diskusi dan Debat Seorang Liberal?
Akademi Merdeka secara tidak langsung mengajarkan peserta bagaimana berdiskusi dengan cara-cara liberal. Kira-kira ada delapan prinsip penting mengenai hal tersebut, diantaranya :
  1. Jadilah penyimak aktif. Terus menyimak apa yang diutarakan pembicara lain. Bukan hanya mencari-cari kesempatan "mengirimkan serangan" terhadap argumen yang mereka utarakan.
  2. Perlakukan kolega kita dengan terhormat. Artinya kita memperlakukan mereka sebagai sesama kaum liberal. Menghormati argumen mereka dalam perspektif yang mereka anut.
  3. Jangan melibatkan diri ke dalam polemik, tetapi masuk ke dalam wacana rasional yang lebih mengutamakan kemampuan nalar kita.
  4. Selalu berlaku skeptis terhadap orang-orang yang mengaku tahu apa itu kebenaran.
  5. Selalu menegagkkan prinsip kebebasan berekspresi.
  6. Selalu toleransi terhadap pendapat lawan.
  7. Menjadi liberal juga berarti bersikap politis.
  8. Bagi kaum liberal, mengedepankan sikap praktis dan kompromistis adalah sangat penting.
Kegagalan dalam menerapkan standar ini akan berakibat pada pelemahan sendi-sendi penting liberalisme.

Kebijakan Sosial dan Subsidi BBM
Millenium Development Goals (MDG's) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. 

Akademi Merdeka mengangkat topik seputar kebijakan sosial versi MDG's. Topik yang diarahkan tentu bagaimana seorang liberal melihat kebijakan sosial seperti itu.
Sebagai awal kita harus bertanya mengapa sebuah negara berkembang perlu MDG's? Seperti yang kita tahu MDG's semacam indikator keberhasilan sebuah negara. Berdasarkan diskusi diketahui MDG's ada karena mekanisme pasar yang gagal sehingga perlu adanya interfensi dari negara lain. Supaya negara berkembang  dapat bekerja sama dengan negara maju.

Sebagai upaya pemerintah dalam mencapai MDG's ini adalah dengan menarik subsidi BBM. Subsidi BBM melalui sudut pandang seorang liberal adalah merendahkan nilai barang yang mahal. Maksudnya, BBM itu memang berharga mahal dengan adanya subsidi nilai barang BBM menjadi rendah. Rainer Erkens perwakilan dari Friedrich Naumann Foundation for Freedom yang berkebangsaan Jerman berkata, "If i have a car, so why must you who should pay my petrol?". Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan paham liberal memang mengedepankan hak kepemilikan. Selain itu pemberian BBM memang seringkali tidak tepat sasaran. Selain karena kurangnya kesadaran, kategori yang pantas menggunakan BBM sendiri masih abstrak dan belum ada yang menentukan.

Kebebasan Individu dan Hak Kepemilikan
Setelah berdiskusi mengenai kebijakan MDG's, para peserta juga mempelajari prinsip-prinsip kebebasan disana. Salah satu poin penting dalam pemikiran liberalisme adalah mengenai hak milik. Apa yang dimiliki manusia saat ini adalah hasil usaha yang dia keluarkan. Oleh karena itu apa yang manusia miliki merupakan kebebasan pemilik sepenuhnya. Liberalisme merupakan pemikiran yang mengakui segala bentuk fitrah manusia. Termasuk fitrah keserakahan dan tidak puasnya. Namun, mengakui bukan berarti mentolerir atau menyetujui. Liberalisme mengakui keserakahan oleh karena itu mengakui pula adanya hak kepemilikan. Sebagai bentuk kebebasan manusia untuk memiliki apa yang mereka mau. Asalkan tidak mengambil hak orang lain. "Kita adalah pengikut nabi, namun kita bukan nabi", kata Rofi salah seorang fasilitator disana.

Setiap manusia memiliki kebebasan individu, namun kebebasan itu bertabrakan dengan kebebasan orang lain. Liberalisme yang diajarkan disana menekankan kepada kebebasan yang bertanggung jawab. Batasan liberalisme adalah kebebasan orang lain.

Selama debat dan diskusi terdapat banyak perbedaan pendapat diantara peserta. Peserta yang merupakan mahasiswa juga membandingkan liberalisme dengan ideologi lain seperti sosialis. Hal ini menjadi perdebatan menarik. Kenapa? Karena pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa perpaduan ideologi itu perlu. 

Akademi Merdeka ini sudah diadakan sebanyak 9 kali. Peserta Akademi Merdeka Bandung merupakan angkatan yang kesembilan. Pada akhir kegiatan terpilihlah ketua angkatan dari Universitas Islam Negeri Jakarta.

Sebagai tambahan, pendapat pribadi saya mengenai kegiatan Akademi Merdeka sangat positif. Mengikuti kegiatan ini tidak berarti harus sepaham dengan ideologinya. Setidaknya kegiatan ini membuat saya tidak salah sangka lagi dengan liberalisme. Melalui kegiatan ini saya dapat menambah teman baru dan mengetahui bahwa liberalisme itu menyenangkan. Pada akhirnya untuk dapat menilai objektif, kita harus melihat segala sesuatu dengan lebih dekat, bukan?
---------------------------------------------------------------------------


Selasa, 09 Oktober 2012

Menentukan Opini dan Fakta dalam Berita

Pada tulisan kali ini saya akan mencoba memisahkan antara sebuah fakta dan opini dalam berita. Idealnya tidak boleh ada opini dalam sebuah berita. Hanya terdapat fakta dalam berita. Namun wartawan biasa menyelipkan opini melalui pandangan-pandangan narasumber. Terkadang kecendrungan berita juga dapat kita lihat dari opini tersirat dalam berita tersebut.

Berikut ini adalah analisis sederhana mengenai kalimat fakta dan opini dalam berita. Analisis ini hanya berdasarkan berita tanpa memperhatikan aspek kepemilikan media.

---------------------------------------------------------------------

Berita Politik 
Harian Jurnal Nasional, 9 Oktober 2012

Kalimat Fakta

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara dalam menyikapi perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)"

Kalimat diatas merupakan lead dari harian Jurnas tanggal 9 Oktober 2012. Kalimat tersebut saya kategorikan sebagai fakta. Karena kalimat tersebut merupakan rangkuman apa yang ditulis di isi berita secara keseluruhan. Faktanya pula, Presiden memang berpidato pada malamnya (8/10) di Istana Negara. Presiden berpidato dalam rangka menyikapi perseteruan yang tengah berlangsung antara KPK dan Polri.

Kalimat Opini

"Sikap Presiden Jelas dan Tegas"

Kalimat diatas merupakan headline berita hari itu. Menurut saya dari judulnya saja sudah tersirat sebuah bentuk opini dari wartawan. Pasalnya jelas dan tegas ini merupakan hasil kesimpulan si wartawan setelah mendengarkan pidato Presiden. Hal ini didukung pula oleh berita didalamnya. Wartawan mengutip pernyataan dari Irman Putrasiddin selaku Pengamat Hukum Tata negara. Dalam berita tersebut Irman mengungkapkan rasa setujunya terhadap perkataan Presiden. Irman mengatakan langkah Presiden untuk tidak mengintervensi dua institusi tersebut sudah tepat. Hal tersebut kendati dikemas dalam kutipan fakta namun terkandung opini didalamnya.

Berita Ekonomi
Harian Jurnal Nasional, 9 Oktober 2012


Kalimat Fakta

"BUMN tebu minta impor gula mentah"

Kalimat diatas merupakan judul yang cukup menjelaskan fakta yang tercantum dalam berita. Pada kenyataannya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) meminta agar diberi otoritas untuk mengimpor gula mentah secara berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan pihak RNI di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) PTPN, RNI, dan Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (8/10). Oleh karena itu jelaslah kalimat tersebut termasuk dalam kalimat fakta.

Kalimat Opini

"Kendati demikian, keterbatasan lahan serta beberapa faktor lainnya, menjadikan banyak pihak pesimistis untuk mencapai target swasembada tersebut."

Sangatlah jelas kalimat tersebut merupakan kalimat opini. Sebelum kalimat tersebut, wartawan memberikan fakta bahwa Indonesia memiliki target swasembada gula sebanyak 5,7 ton. Namun untuk memenuhi target tersebut diperlukan alokasi lahan tambahan sebanyak 350 hektar. Kalimat opini yang saya tulis diatas merupakan opini wartawan yang merasa pesimis akan target swasembada gula. Hal ini disebabkan karena pemerintah sendiri tidak memperhatikan ketersediaan lahan di lapangan.

Berita Pendidikan
Harian Jurnal Nasional, 9 Oktober 2012

Kalimat Fakta
"Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional ini diikuti oleh sebanyak 2131 peserta seleksi tingkat provinsi yang dilaksanakan olek Dirjen Pendidikan Dasar, Kemendikbud. Peserta terdiri dari 99 siswa sekolah dasar dan 132 siswa SMP dan 33 provinsi."

Kalimat diatas merupakan kalimat fakta. Karena didalamnya terkandung beberapa aspek 5W+1H diantaranya pertanyaan seperti Apa dan Siapa.

Kalimat Opini
"Menurut dia, anak-anak masa kini tidak lagi mengenal lagu anak-anak. Malah, anak-anak justru lebih fasih menyanyikan lagu orang dewasa."

Kalimat tersebut merupakan kalimat opini yang menyatakan keprihatinan wartawan akan lagu anak-anak yang tersedia saat ini. Walaupun ditulis sebagai opini dari Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, Mari Elka Pangestu.

Berita Kesehatan
Harian Jurnal Nasional Online, 28 September 2012


Kalimat Fakta
"Berdasarkan laporan WHO tahun 2010, terdapat 17 jenis NTD yang menyebabkan penderitaan dan kecacatan pada masyarakat miskin, diantaranya Limfatik Filariasis, Kusta, Yaws, Demam Berdarah Dengue (DBD), Rabies, Leptospirosis, Chikungunya, Japanese Encephalitis, Schistosomiasis, Soil Transmitted Helminthiasi, Malaria dan lainnya."

 Kalimat diatas berisikan data-data dari instansi kesehatan sebesar WHO. Oleh karena itu sudah pasti kalimat ini adalah kalimat fakta.


Kalimat Opini
"Bahkan, menurut Nafsiah, NTD dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, kerugian ekonomi dan menimbulkan dampak negatif terhadap pengembangan SDM kesehatan"

Pada kalimat telah jelas disebutkan menurut Nafisah. Adanya kata "menurut" menandakan bahwa kalimat diatas merupakan kalimat opini. Walaupun bukan kalimat opini dari wartawan langsung .

-------------------------------------------

Itulah analisis singkat dalam menentukan opini dan fakta yang terkandung dalam berita. Oleh karena itu kita sebagai pembaca harus jeli untuk membedakan sebuah fakta dalam berita ataupun opini yang diselipkan pembaca.