14 Februari 2008, dentang 00:01
Hawa dingin menusuk, walaupun perapian di sudut sana masih menyala,dan dua cangkir teh hangat setia menemani. Ada aku dan cinta ,duduk dihadapanku dengan wajah pucat dan mata redup. Padahal, seharusnya kehadiran cinta bisa mengusir dingin ini.
Kudekati cinta, kugenggam tangannya...
Ada apa denganmu cinta?
Cinta mengerjapkan mata, menunduk , lantas lirih menjawab : "aku sedih melihat seorang gadis menangis karena dikhianati kekasihnya yang amat dia cintai. Ia bersedih tak bisa melewati 'valentine' dengan bahagia. Dia menyalahkan aku, mengapa aku bersemayam dihatinya hingga ia harus menanggung kesedihan sedemikian rupa".
Apakah yang membuat sedih hatimu?
"karena banyak orang yang begitu dalam memahami aku. Aku betul-betul tidak habis pikir, mengapa semua konsep tentangku kini bergeser jauh? masing-masing orang mendefinisikan dan mengaplikasikan aku sesuka hati".
Bukankah kau memilki banyak teman? kau hadir pada jiwa semua insan, menempati semua sudut hati, dan memiliki arti yang spesial?
"iya. aku tumbuh pada jiwa, pada anak-anak yang menyayangi orang tuanya, suami yang mencintai istrinya, ibu yang melindungi anak-anaknya, guru yang mengajarkan ilmunya, serta para sahabat yang setia. Aku menyimpan kebaikan untuk disampaikan pada jiwa orang lain. Aku juga menyimpan rahasia hidup mereka".
Tapi cinta, mengapa kadang aku merasa kau jauh dariku?
Jauuuuhh....teramat jauh!
Aku begitu kesepian. Disaat seperti itu, aku beharap kau hadir menemaniku. Menenangkan jiwaku yang gundah...
"Bukan aku yang meninggalkanmu, tapi kau yang mengurung diri dalam sepi, memenjarakan semua perasaanmu hanya pada satu titik cinta yang kau deskripsikan sendiri. Kau membelenggu diri sendiri denagn menganggapku segala-galanya. Menyamakan aku dengan seseorang yang hadir untuk mengisi kesepianmu. Kau menuntutku untuk berada dalam setiap suka dan dukamu. Kau menempatkanku dalam sosok wujud manusia. Manusia yang bisa mengantarkan rasa cinta seperti yang kau inginkan. Kau telah mereinkarnasikan aku dalam seseorang yang kau sukai..."
Tidak itu tidak benar...! Aku betul-betul merasa sendiri. Aku memang menempatkanmu dalm sosok yang kusukai, menghadirkanmu dalam diri orang-orang yang ku inginkan berada di dekatku. Aku mendapatkannya, namun aku merasa kehampaan tetap menerjang nuraniku, sehingga jiwaku seolah hidup namun tak bermakna.
(Cinta tersenyum lembut, suaranya nyaris bergumam, namun aku dapat mendengarnya dengan jelas). "Jiwamu kesepian dalam ruang sunyi, itu adalah keniscayaan. Jiwamu yang merasakan kesedihan adalah sebuah lingkar keindahan yang harus kau nikmati. Namun, kau harus segera bangkit, menyadari bahwa ada cinta agung yang seharusnya kau hadirkan, kini dan seterusnya. Cintailah Rabbimu ditengah lukamu. Dekati dia. Balas cinta-Nya dengan hangatnya tangis kerinduan dan pertolongan-Nya. Mohon batuan-Nya agar kau bisa mengusir semua gundah yang berkecamuk di hatimu".
Begitukah? Apakah aku akan mendapatkanmu dengan mendekat kepada Rabb-ku?
"ya, Dirimu dalam genggaman-Nya. Hatimu, jiwa dan ragamu berada dalam kuasa-Nya. Mudah bagi-Nya menempatkan Cinta dihatimu. Asal kau sungguh-sungguh mendekat, mengenal-Nya dan menjalankan apa saja yang membuat-Nya tersenyum".
Sekarang aku paham. begitu luas dalamnya arti Cinta sesungguhnya. Kini, apa yang harus aku lakukan untuk menjalankan cinta dalam keseharianku?Aku tak mau lagi terseret dalam arus cinta yang penuh hura-hura dan kepalsuan itu. Aku ingin mencinta dengan kesederhanaanku, serta dalam keterbatasan yang kumiliki....
"beginilah, Cinta tak hanya berupa puisi indah, atau kata-kata manis membuai. Cinta adalah bahasa yang begitu universal. Bahasa yang telah lahir sejak ditiupkan ruh ke dalam Rahim. Cinta telah ada dalam dirimu, bersemayam dalam lubuk nuranimu. Sebagian orang membunuhnya, mengingkarinya, dan sebagian lagi memeliharanya dengan sepenuh hati sehingga cinta menumbuhkan kasih sayang".