Mahasiswi dengan tampilan sederhana ini lahir di Jakarta, 19 Januari 1992. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Anak bungsu ini memiliki adik. Kok bisa yah? Tentu saja. Anak kecil yang sering ia asuh adalah ponakannya. Anti. Inilah sebutan para ponakan kepadannya. Amanah dari sang kakak tidak bisa diindahkan. Pengasuh ponakannya yang sering berhalangan dan kakaknya yang terlalu sibuk menjadikan ia harus menggantikan tugas pengasuh untuk menjaga.adiknya yang masih kecil-kecil. Selain itu, ia merupakan salah satu mahasiswi peraih beasiswa fullbright di UNISMA. Saya rasa, ia memang pantas meraih beasiswa itu. Si ranking 1 abadi ketika SMA dan keaktifannya dalam dunia organisasi tidak diragukan lagi.
Kesan pertama yang ia nampakkan adalah sikap sahaja dan baik hati. Senang bisa bertemu dan menjadi salah satu teman terbaiknya di kampus. Jessi Carina, nama yang bagus.tentunya sebagus hatinya, karena nama bisa mencerminkan sipemiliknya dan cerminan nama itu, memang benar. Sejak berteman dengannya, banyak hal positif yang ia tularkan. Hobinya dalam membaca dan menulis menggerakkanku untuk ikut melakukan hobinya. Lantaran hobinya dalam membaca, tidak heran jika pengetahuannya lebih kaya dibanding saya. Dia memang pintar dan cerdas. Sayangnya, agak pemalu. Sehingga kecerdasannya ini sering tertutupi rasa malunya.
Satu ciri khas lain mengenai dirinya yang sekaligus menjadi hobinya. Ms. Ngetes. Sesuai julukan yang saya berikan ini memang sesuai dengannya. Aku sering dibuat keki lantaran ia sering bertanya, membuat aku berpikir dan berusaha meluruskan benang kusut di dalam otakku. Wajahnya yang lugu berhasil memberika pesan nonverbal memberi makna bahwa ia benar-benar bertanya dan butuh jawaban yang harus didiskusikan. Namun, ketika aku menjawab,… “salah!!!” jawabnya spontan, lalu ia melanjutkan kembali penjelasannya. “Argh…kenapa harus bertanya jika sudah tau jawabannya!”. Aku kesal lantaran wajah lugunya mampu menipuku.
Teman-teman, setelah membaca dan menulis, inilah hobi berikutnya. Hobinya yang suka ngetes , masih dijalankan hingga sekarang. Anehnya, sampai sekarang pun aku masih belum bisa membedakan antara ia yang benar-benar bertanya atau sekedar ngetes saja. Wajar saja, karena kedua hal itu ia lakukan dengan cara dan Tampilan yang sama. Sepertinya aku masih harus banyak belajar mengenai cara membaca pikiran manusia melalui mimik muka. Walau begitu, sebenarnya niat sang mantan ketua OSIS ini, melakukan hal itu adalah ingin berbagi informasi kepada teman-teman disekelilingnya. Cara ini dia gunakan untuk mengetahui apakah informasi yang akan ia berikan sudah diketahui atau belum oleh kami. Saya akui, caranya dalam menyampaikan informasi memang unik. Memberikan sebuah pertanyaan itu, lalu berusaha menjawabnya. Sehingga orang tidak begitu saja disuapi informasi layaknya anak kecil. Ada nilai positif dari hobinya itu. Setelah ia ngetes, tandanya aku telah mendapatkan informasi baru. Sisi negatifnya, ya…tentunya bikin aku jengkel.
Kawan, inilah cerita mini tentang Jesi. Semoga dengan kehadiran post ini, kawan-kawan bisa lebih waspada ketika ia bertanya. Heheh..piece.
By:Dela Visa