Menurut beberapa orang, hari dimulai sejak saat kita membuka mata
pagi ini. Begitu pula menurut saya. Seperti hari Rabu 26 September 2012
pukul 05.00. Saya bangun dengan perasaan agak malas. Ya, sebenarnya
kalau boleh memilih saya ingin skip saja hari itu. Bagaimana tidak? Hari
itu saya akan kuliah 9 sks dari pukul 07.30 sampai 15.30 tanpa jeda.
Membayangkannya saja sudah melelahkan bukan?
Namun saya harus segera beranjak dari tempat tidur. Adzan sudah
berkumandang sekitar setengah jam yang lalu. Saya harus segera sholat
subuh. Pondok Ungu Permai beratapkan langit biru yang sangat jernih.
Walaupun tak akan bisa sejernih doaku di pagi itu.
Setelah itu saya langsung membantu menyiapkan ketiga keponakan saya
pergi ke sekolah. Kemudian menyiapkan diri saya sendiri untuk berangkat
ke kampus. Sekitar pukul 06.15, saya pun siap untuk berangkat ke kampus
UNISMA.
Ada tiga mata kuliah yang harus saya ikuti pagi itu. Ketiganya
adalah mata kuliah jurnalistik yang saya ambil dengan kelima teman saya.
Ya, kami memang hanya berlima dari angkatan 2010 yang mengambil
konsentrasi jurnalistik. Lainnya? Sebanyak delapan orang teman
seangkatanku lebih memilih konsentrasi humas.
Mata kuliah pertama adalah Penulisan Berita dan Opini pukul 07.30.
Selain kelima temanku ada dua seniorku yang juga mengikuti kuliah ini.
Dosen untuk mata kuliah ini adalah Bapak Iwan Samariansyah. Salah satu
dosen favoritku dikampus. Pada pertemuan pertama kami di semester itu,
beliau menanyakan alasan kami memilih jurnalistik. Jika ditanyakan
alasan, sebenarnya alasanku simpel. Aku lebih suka menulis ketimbang
berbicara seperti anak humas. Bagiku menulis adalah menjawab
kegelisahan, sebelum baik untuk orang lain dia harus baik untuk diri
sendiri dulu. Menjawab kegelisahan yang aku maksud tidak harus selalu
curhat. Terkadang juga menuangkan ide sebelum keburu lupa didalam
kepala. Ada banyak cara mengabadikan peristiwa. Aku suka mengabadikannya
lewat foto dan menulis. Tapi kalau ditanya tentang cita-cita ku kelak.
Sejujurnya aku ingin jadi pengusaha. Hihi..
Kembali ke mata kuliah Pak Iwan. Pagi hari itu beliau memotivasi
kami tentang manfaat menulis. Sambil menjelaskan slide-nya, beliau juga
menceritakan pengalaman-pengalaman yang beliau miliki. Ini adalah salah
satu alasan saya selalu suka mata kuliah beliau. Rasanya selalu
menyenangkan mendengar cerita beliau. Pengalamannya menjadi wartawan
membuat saya sejujurnya kagum dengan profesi itu. Akhirnya tanpa terasa 3
sks telah selesai saya lalui. Ya, pelajaran yang cukup menyenangkan
untuk mengawali hari itu saya pikir.
Kemudian tanpa harus berpindah ruangan mata kuliah selanjutnya pun
dimulai. Pada pukul 10.00 dimulailah kuliah Bahasa Jurnalistik. Kali ini
oleh Bapak Zulkarnaen atau yang akrab disapa Pak Zul. Ini adalah
pertemuan kedua saya dengan mata kuliah Pak Zul. Setelah pada hari
sebelumnya saya juga mengikuti kuliah beliau di mata kuliah Jurnalisme
Online.
Pak Zul ini orangnya tidak jauh berbeda dengan Pak Iwan. Ya,
sama-sama memiliki background sebagai wartawan. Ah, saya memang lebih
suka diajar oleh dosen praktisi. Mereka seakan lebih tahu 'medan
perang'. Selama perkuliahan Pak Zul sering kali bercerita mengenai
pengalamannya. Salah satu ceritanya yang berkesan untuk saya adalah saat
ia diberitakan oleh harian Radar Bekasi. Pak Zul pernah diberitakan hal
buruk oleh harian tersebut terkait posisinya di pemerintahan Bekasi.
Lucunya beliau dulu adalah orang yang sering membuka aib orang lain di
media massa. Ya, tentu karena profesinya adalah wartawan. Sekarang dia
baru tahu kalau ditulis yang buruk di koran itu sakit juga. Salah satu
ucapan beliau yang saya ingat adalah ''Kalo ngekritik itu ga perlu
teriak-teriak, ga perlu demo, pake tulisan itu lebih sakit''. Ya,
rasanya pena wartawan itu lebih tajam. Kuliah Pak Zul pun berakhir pukul
12.30. Masih ada waktu setengah jam sebelum kami lanjut ke perkuliahan
terakhir yaitu Foto Jurnalistik.
Setelah makan siang dan sholat dzuhur saya pun siap untuk kuliah
selanjutnya. Dosen untuk mata kuliah Foto Jurnalistik ini adalah Pak
Hamludin. Beliau juga merupakan dosen praktisi yang saat ini berprofesi
sebagai wartawan Tempo. Dalam mata kuliah ini kami belajar kamera.
Tentang apa itu shooter, mengatur diafragma, menentukan fokus, dll. Saya
suka belajar foto walaupun belum mahir didalamnya. Melihat sebuah foto
bagaikan melihat rangkaian hidup, melihat sejarah, melihat kenangan.
Foto dan tulisan adalah bentuk mesin waktu yang bisa membawa kita ke
masa lalu. Ya, walau hanya dengan mengenangnya saja.
Sama halnya dengan Pak Iwan dan Pak Zul, Pak Ham adalah salah satu
dosen praktisi. Beliau juga banyak bercerita seputar pengalamannya. Saya
berharap bisa mengambil keahlian Pak Ham dalam melukis cahaya di
semester ini. Tanpa terasa 3 sks mata kuliah terakhir pun selesai.
Ah, rasanya melelahkan sekali perkuliahan waktu itu. Namun saya
tidak bosan. Ya, dosen-dosen di hari Rabu adalah favorit saya semua.
Sehingga walaupun lelah, saya senang.
Sisi positifnya, keseharianku yang sibuk hari itu membuatku tidur
nyenyak. Begitulah keseharianku pada Rabu 26 September yang lalu.
Walaupun melelahkan tetapi saya siap menghadapi Rabu 9 SKS yang akan
datang.
Sabtu, 29 September 2012
Minggu, 02 September 2012
About Me
Seorang adik, kekasih, sahabat, dan calon ibu. Pada saat ini dituliskan aku masih berusia 21 tahun. Tersesat di dunia jurnalistik. Kemungkinan status saat ini bertambah menjadi calon jurnalis dan calon penulis. Hobi design grafis dan hobi kasih design gratisan karena belum profesional. Seorang guru yang anehnya kurang suka mengajar. Tapi suka sekali sama anak-anak.
Motto hidup? Simple. What doesn't kill you makes you stronger!
Regard's
Jessi Carina
Motto hidup? Simple. What doesn't kill you makes you stronger!
Aku persembahkan masa depanku yang akan Terbit Laksana Bintang bagi Ayah dan Ibuku yang matanya aku tahu sedang berpendar menatapku dari kejauhan. Dari surga.
Regard's
Jessi Carina
Langganan:
Postingan (Atom)