Aku dapat merasakan lembut kain yang menyelimuti tubuhku
malam ini. Selimut tebal berwarna biru langit yang hangat. Selimut yang mampu
membuat dingin malam menjauhi tubuhku.
Aku tidak suka dingin.
Tapi aku mudah sekali merasa kedinginan. Kata mama, aku sering
kedinginan karena tubuhku kurus. Tidak ada cukup lemak dalam tubuhku yang mampu
membuat badanku merasa hangat. Jadi hawa dingin akan dengan cepat merasuk
tulangku.
Apakah itu masuk akal? Gak tau juga sih. Tapi semua yang
diucapkan mama selalu benar kan?
Aku menyukai kehangatan yang diberikan selimutku. Sama
sukanya dengan bantal yang aku peluk dan guling yang aku letakan di kepala.
Kakakku selalu menganggap aneh dengan kebiasaanku menggunakan perlengkapan
tidur itu. Lebih aneh lagi begitu tau aku selalu memasukan kakiku ke sarung
yang dikenakan oleh bantalku.
Tapi itulah caraku tidur setiap malam. Dan inilah, satu lagi
yang mungkin lebih aku cintai dari selimut, bantal, dan gulingku. Ya, tentu
saja tidur itu sendiri. Aku bahkan bisa tidur dimana saja dan kapan saja.
Mamaku dulu sekali pernah mengatakan kalau semasa hidup, kita ga boleh banyak
tidur. Ada banyak waktu untuk tidur kelak. Ketika kita mati. Semasa hidup, kita
harus perbanyak beramal dan menjalankan tugas kita sebagai seorang hamba.
“I know, mom. Hanya saja, aku kan ga kebanyakan tidur juga. At least waktu tidurku dengan waktuku terjaga masih dalam hitungan seimbang kok”
Itulah yang selalu aku jaga dalam pikiranku. Faktanya walau
aku begitu suka tidur, aku juga gak kebanyakan tidur.
Tapi, ada orang sok tahu yang pernah komentar tentang
kesukaanku ini.
“Tidur untuk kamu jadi semacam pelarian ya, Jes? Tempat dan waktu kamu meletakan sejenak semua masalah yang ada di bahu itu. Dalam tidurmu, ada dimensi ruang dan waktu yang begitu kamu puja. Sehingga kamu merasa ingin tinggal disana. Jauh, jauh dari dunia nyata. Dunia nyata yang kamu pikir paling jahat sama kamu doang. Padahal engga.”
Well, walau dia emang sok tahu setidaknya dia benar akan
satu hal dan tentu salah akan satu hal pula. Pertama, dia salah dengan
mengatakan tidurku adalah pelarian dari seluruh masalahku di kehidupan nyata.
Hidupku bahagia kok. Aku juga gak bisa bilang sih kalau hidupku mulus tanpa
masalah. Hidupku kadang bergejolak tapi juga kadang dipenuhi bunga-bunga. Ada
yang bilang, hidup itu seperti kita menaiki roller coster. Kadang kita naik
merangkak perlahan, kemudian kita sampai ke puncak, lalu tiba-tiba menukik
tajam ke bawah. Kita tidak pernah tau kelokan macam apa yang terjadi di depan
kita. Semua terjadi secara sekelebat. Jantung kita berpacu melewati itu semua.
Ada perasaan takut. Tapi walau begitu, kita semua menikmatinya bukan?
Kita semua menikmatinya. Seperti aku yang juga menikmati
hidupku disaat terjaga. Menikmati hidup dengan segala kelokannya. Tapi aku juga
suka tidur. Temanku itu, benar akan satu hal. Aku memang punya dimensi ruang
dan waktu yang begitu aku puja dalam tidurku. Aku menikmati waktu-waktuku
ketika berada di dimensi itu. Dimensi yang aku masuki hanya apabila aku tidur.
Dimensi itu adalah mimpi. Pada akhirnya, alasan aku begitu suka tidur adalah
karena aku suka bermimpi. Aku menyukai hampir semua mimpiku. Mimpiku selalu
indah. Tentu saja, karena aku yang mengatur mimpiku sendiri.
***
#SPOILER BAGIAN KEDUA#
Pernahkah kamu mendengar ada seseorang yang bisa mengatur
mimpi? Percaya atau tidak, aku adalah salah satu yang bisa. Terdengar mustahil
tapi sebenarnya itu nyata dan mungkin. Mengatur mimpi. Fenomena itu lebih
dikenal dengan istilah “Lucid Dream” dan aku adalah Lucid Dreamer. And It’s not
magic. It makes sense.
Lucid dream adalah keadaan dimana kita sadar bahwa kita
sedang bermimpi. Saat kita sedang bermimpi, kita sadar bahwa itu adalah alam
mimpi dan kita dapat mengatur alur mimpi kita. Kelima indra kita ketika di alam
mimpi, berfungsi sama baik seperti kita berada di dunia nyata. Ya, kita dapat
merasakan sentuhan, merasakan sakit, merasakan manisnya coklat, mencium wangi
bunga, dan tentu saja, merasakan cinta.
Seperti malam itu, aku sudah siap dengan perlengkapan
tidurku. Dengan selimut biru langitku beserta bantal dan guling yang sudah
terletak sesuai tempat aku menginginkannya. Aku siap untuk memasuki alam lucid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar