BEKASI - Proses
Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang berlangsung pada 16 Desember 2012 menuai
banyak kritik. Salah satunya Ivan Faisal, ketua Himpunan Mahasiswa Islam,
Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Bekasi. Ditemui di gedung Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bekasi pada Jumat (7/12), Ivan menyatakan
ketidakpuasannya terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pria kelahiran 5
April ini memaparkan bahwa kinerja KPU kurang bagus. Salah satunya dia mengkritik
perihal pembagian undangan pemilih oleh KPU. Pembagian undangan yang sampai
kepada masyarakat pada H-3 PILKADA ini dirasa terlalu lambat. Karena bila nanti
ada warga yang tidak mendapatkan undangan akan sangat terbatas waktu untuk mengurusnya.
Daftar undangan
yang dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) berdasarkan nama yang
tercantum dalam Daftar Pemilihan Tetap (DPT). Menurut KPU proses pendataan ini
sudah berjalan dari bulan-bulan yang lalu. Walau demikian, menurut Ivan belum
semua warga sudah tercantum namanya dalam data tersebut. Nama yang tidak
tercantum ini juga harus diperhatikan. “Bagaimanapun itu adalah hak masyarakat.
Nanti digunakan atau tidak itu kembali menjadi hak masyarakat. Namun hak
tersebut tetap harus disampaikan” ungkap ketua HMI MPO ini.
Menurut pria
yang menempuh pendidikan ilmu komunikasi, UNISMA Bekasi ini, Indikator KPU
sukses adalah minimnya golput. Karenanya hak memilih untuk masyarakat harus
disampaikan secara adil untuk mengurangi resiko golput tersebut.
Selain masalah
hak pilih, pria yang berprofesi sebagai wartawan ini juga menambahkan beberapa
kekurangan dalam kinerja KPU. Kekurangan tersebut ditandai dengan minimnya sosialisasi. “Menurut hasil lembaga
survey ternyata masih ada masyarakat Kota Bekasi yang sampai saat ini tidak
tahu siapa calonnya” ujarnya. Penggunaan website
KPU sendiri dirasa kurang optimal karena berita yang dimuat jarang diperbarui.
Anggaran yang tidak transparan juga menjadi salah satu yang dikeluhkan oleh
Ivan. “Transparansi itu harus. Kalau kita lihat kemarin dalam debat kandidat
itu dianggarankan sebanyak 1,4 Milyar namun dengan kualitas yang tidak baik.
Debat kemarin tidak disiarkan pada jam prime time namun malah dijam orang-orang
sedang perjalanan pulang kerja” komentar Ivan mengenai anggaran.
Sikap HMI MPO Terkait PILKADA
Peristiwa
PILKADA nampaknya mengambil perhatian banyak elemen masyarakat. Tidak
terkecuali HMI MPO Bekasi yang mengaku siap untuk mengawasi jalannya proses
pemilu. “Kita harus memantau dan memastikan penyelenggaraan PILKADA ini sesuai
dengan Undang-Undang dan aturan terkait” kata Ivan. Pengawasan tersebut
dilakukan dengan kampanye-kampanye anti politik uang dan. Selain itu HMI MPO
juga akan mengawasi jalannya kampanye kandidat terlebih lagi pada saat hari
tenang. “ Hal ini untuk mencegah black
campaign oleh kandidat” jelasnya.
Ketika ditemui
Ivan mengaku bahwa HMI MPO telah melakukan beberapa pemantauan. Salah satunya
adalah kepada Menteri Dalam Negeri (MENDAGRI) perihal pencantuman foto Gubernur
Jawa Barat dalam salah satu spanduk kandidat walikota Bekasi. Hal tersebut
menurutnya menunjukan keberpihakan Gubernur yang seharusnya bersikap netral.
Terkait teknis
pelaksanaan pemilu kelak, Ketua HMI MPO ini berkata akan menurunkan anggotanya
ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk melakukan pengawasan secara independen
maupun bersinergi dengan organisasi kepemudaan yang lain. “Satu orang anggota
ke satu kelurahan. Kemudian bila ada pelanggaran akan kami laporkan” jelasnya.
(Jessi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar