Sabtu, 29 September 2012

Rabu 9 SKS

Menurut beberapa orang, hari dimulai sejak saat kita membuka mata pagi ini. Begitu pula menurut saya. Seperti hari Rabu 26 September 2012 pukul 05.00. Saya bangun dengan perasaan agak malas. Ya, sebenarnya kalau boleh memilih saya ingin skip saja hari itu. Bagaimana tidak? Hari itu saya akan kuliah 9 sks dari pukul 07.30 sampai 15.30 tanpa jeda. Membayangkannya saja sudah melelahkan bukan?

Namun saya harus segera beranjak dari tempat tidur. Adzan sudah berkumandang sekitar setengah jam yang lalu. Saya harus segera sholat subuh. Pondok Ungu Permai beratapkan langit biru yang sangat jernih. Walaupun tak akan bisa sejernih doaku di pagi itu.

Setelah itu saya langsung membantu menyiapkan ketiga keponakan saya pergi ke sekolah. Kemudian menyiapkan diri saya sendiri untuk berangkat ke kampus. Sekitar pukul 06.15, saya pun siap untuk berangkat ke kampus UNISMA.

Ada tiga mata kuliah yang harus saya ikuti pagi itu. Ketiganya adalah mata kuliah jurnalistik yang saya ambil dengan kelima teman saya. Ya, kami memang hanya berlima dari angkatan 2010 yang mengambil konsentrasi jurnalistik. Lainnya? Sebanyak delapan orang teman seangkatanku lebih memilih konsentrasi humas.

Mata kuliah pertama adalah Penulisan Berita dan Opini pukul 07.30. Selain kelima temanku ada dua seniorku yang juga mengikuti kuliah ini. Dosen untuk mata kuliah ini adalah Bapak Iwan Samariansyah. Salah satu dosen favoritku dikampus. Pada pertemuan pertama kami di semester itu, beliau menanyakan alasan kami memilih jurnalistik. Jika ditanyakan alasan, sebenarnya alasanku simpel. Aku lebih suka menulis ketimbang berbicara seperti anak humas. Bagiku menulis adalah menjawab kegelisahan, sebelum baik untuk orang lain dia harus baik untuk diri sendiri dulu. Menjawab kegelisahan yang aku maksud tidak harus selalu curhat. Terkadang juga menuangkan ide sebelum keburu lupa didalam kepala. Ada banyak cara mengabadikan peristiwa. Aku suka mengabadikannya lewat foto dan menulis. Tapi kalau ditanya tentang cita-cita ku kelak. Sejujurnya aku ingin jadi pengusaha. Hihi..

Kembali ke mata kuliah Pak Iwan. Pagi hari itu beliau memotivasi kami tentang manfaat menulis. Sambil menjelaskan slide-nya, beliau juga menceritakan pengalaman-pengalaman yang beliau miliki. Ini adalah salah satu alasan saya selalu suka mata kuliah beliau. Rasanya selalu menyenangkan mendengar cerita beliau. Pengalamannya menjadi wartawan membuat saya sejujurnya kagum dengan profesi itu. Akhirnya tanpa terasa 3 sks telah selesai saya lalui. Ya, pelajaran yang cukup menyenangkan untuk mengawali hari itu saya pikir.

Kemudian tanpa harus berpindah ruangan mata kuliah selanjutnya pun dimulai. Pada pukul 10.00 dimulailah kuliah Bahasa Jurnalistik. Kali ini oleh Bapak Zulkarnaen atau yang akrab disapa Pak Zul. Ini adalah pertemuan kedua saya dengan mata kuliah Pak Zul. Setelah pada hari sebelumnya saya juga mengikuti kuliah beliau di mata kuliah Jurnalisme Online.

Pak Zul ini orangnya tidak jauh berbeda dengan Pak Iwan. Ya, sama-sama memiliki background sebagai wartawan. Ah, saya memang lebih suka diajar oleh dosen praktisi. Mereka seakan lebih tahu 'medan perang'. Selama perkuliahan Pak Zul sering kali bercerita mengenai pengalamannya. Salah satu ceritanya yang berkesan untuk saya adalah saat ia diberitakan oleh harian Radar Bekasi. Pak Zul pernah diberitakan hal buruk oleh harian tersebut terkait posisinya di pemerintahan Bekasi. Lucunya beliau dulu adalah orang yang sering membuka aib orang lain di media massa. Ya, tentu karena profesinya adalah wartawan. Sekarang dia baru tahu kalau ditulis yang buruk di koran itu sakit juga. Salah satu ucapan beliau yang saya ingat adalah ''Kalo ngekritik itu ga perlu teriak-teriak, ga perlu demo, pake tulisan itu lebih sakit''. Ya, rasanya pena wartawan itu lebih tajam. Kuliah Pak Zul pun berakhir pukul 12.30. Masih ada waktu setengah jam sebelum kami lanjut ke perkuliahan terakhir yaitu Foto Jurnalistik.

Setelah makan siang dan sholat dzuhur saya pun siap untuk kuliah selanjutnya. Dosen untuk mata kuliah Foto Jurnalistik ini adalah Pak Hamludin. Beliau juga merupakan dosen praktisi yang saat ini berprofesi sebagai wartawan Tempo. Dalam mata kuliah ini kami belajar kamera. Tentang apa itu shooter, mengatur diafragma, menentukan fokus, dll. Saya suka belajar foto walaupun belum mahir didalamnya. Melihat sebuah foto bagaikan melihat rangkaian hidup, melihat sejarah, melihat kenangan. Foto dan tulisan adalah bentuk mesin waktu yang bisa membawa kita ke masa lalu. Ya, walau hanya dengan mengenangnya saja.

Sama halnya dengan Pak Iwan dan Pak Zul, Pak Ham adalah salah satu dosen praktisi. Beliau juga banyak bercerita seputar pengalamannya. Saya berharap bisa mengambil keahlian Pak Ham dalam melukis cahaya di semester ini. Tanpa terasa 3 sks mata kuliah terakhir pun selesai.

Ah, rasanya melelahkan sekali perkuliahan waktu itu. Namun saya tidak bosan. Ya, dosen-dosen di hari Rabu adalah favorit saya semua. Sehingga walaupun lelah, saya senang.

Sisi positifnya, keseharianku yang sibuk hari itu membuatku tidur nyenyak. Begitulah keseharianku pada Rabu 26 September yang lalu. Walaupun melelahkan tetapi saya siap menghadapi Rabu 9 SKS yang akan datang.

1 komentar:

  1. Iron Tooth, Blade - Titanium Games
    Titanium Games. 2020 ford ecosport titanium Iron Tooth. This item is a perfect fit for the face. Please titanium nipple bars use it titanium exhaust tips sparingly to add to a custom beard for titanium ring the eyes. This item is titanium nose stud

    BalasHapus